SANG HYANG MATANGI (IBU PERTIWI)




SANG HYANG MATANGI (IBU PERTIWI)
Sampurasun...
Pada kesempatan kali ini, kita akan sama-sama membahas mengenai tokoh Dewi Matangi (Ibu Pertiwi).

Selamat menyimak. 

Sang Hyang Matangi (Ibu Pertiwi), merupakan avhatara/penjelmaan dari Mahakali/Dewi Parwati yang ke-11. Beliau mempunyai tubuh berwarna hijau dan berparas cantik. dimana, warna hijau yang terletak pada tubuhnya ini melambangkan kesuburan dan paras cantik wajahnya sebagai lambang keindahan alam semesta. Kisah Dewi Matangi ini, berawal dari marahnya Dewi parwati yang pergi meninggalkan Kailash.
Dewi Parwati merasa kecewa terhadap sikap para Dewa dan Dewi yang tidak sopan, serta tidak menghargai banyaknya anugrah melimpah yang telah diberikan. Kala itu, Nandi pengabdi setia Mahadewa dan Dewa Indra mengajukan usulan untuk mengadakan perayaan besar di Kailash. Perayaan ini di adakan berkat keberhasilan dari pengadukan samudra yang mampu membebaskan kutukan dari Reshi Durwasha. Mahadewa dan Dewi Parwati pun menyetujui permintaan yang telah diajukan oleh Nandi dan Dewa Indra. Akhirnya, para pelayan pun mempersiapkan perayaan tersebut. Dalam acara ini Dewi Parwati mengundang seluruh Dewa, termasuk Dewa utama dan Dewi utama. Yakni ; Narayhan, Dewi Laksmi, Dewa Brahma, dan Dewi Saraswati. Namun, sangat disayangkan dimana acara ini justru malah mendatangkan masalah  besar Dimana, para Dewa menyalahgunakan anugrah yang diberikan oleh Dewi parwati sampai-sampai mempermainkannya. Dewi Parwati telah memberikan hidangan masakannya, namun makanan yang telah dihidangkan tidak dihabiskan mereka menyisakannya dan bahkan ada juga yang membuangnya seolah-olah makanan itu tidak enak. Sang Dewi pun kecewa karena merasa kerjanya tidak dihargai, belum lagi ditambah dengan sikap yang kurang baik yang ditunjukan oleh dua Dewi utama yakni; Laksmi dan Saraswati. Kedua Dewi utama ini merasa iri terhadap Dewi Parwati dan menyombongkan kedudukannya seakan tidak mau kalah, kala itu ada sekelompok wanita atau kaum Candal yang mengetahui bahwa ada perayaan besar di Kailash. Mereka pun segera bergegas untuk pergi ke Kailas untuk bertemu Dewi pujaannya yakni Mahadewi/Dewi parwati, mereka juga berniat memberikan persembahan berupa makanan untuk Sang Dewi.
Sesampainya di Kailash mereka di hadang dan tidak di perkenankan masuk kedalam Kailash oleh dua Dewi utama yakni; Dewi Laksmi dan Dewi Saraswati. Mereka mengusir kaum Candal untuk pergi meninggalkan Kailash, karena bagi mereka para Candal ini tak ubahnya seperti sampah yang menjijikan. Para Candal ini pun terpukul, kemudian ada salah satu dari kaum Candal pun memanggil Dewi Parwati dan meminta perlindungan. Mendegar serta mengetahui apa yang terjadi pada pemujanya ini, Dewi Parwati pun segera keluar dari dalam Kailash. Dewi Parwati pun lagi-lagi merasa kecewa, tepatnya kepada dua Dewi utama karena sikapnya yang sombong dimana mereka ini menilai derajat seseorang berdasarkan materi dan kasta.
Bagi Dewi Parwati setiap mahluk memiliki kedudukan yang sama, dimana sudah sepantasnya kita untuk saling mengasihi satu sama lain. Perbedaan bukanlah alasan untuk mengkerdilkan seseorang. Dan akibat dari perbuatan yang mereka lakukan kepada kaum Candal Dewi Parwati pun memberi hukuman dengan mencabut segala kepunyaan yang dimiliki oleh para Dewa dan Dewi. Sang Dewi pun akhirnya pergi meninggalkan Kailash dan memutuskan untuk tinggal bersama para Candal.
Bersama para Candal Dewi Parwati pun pergi menuju tempat tinggal para Candal. Sesampainya, disana Sang Dewi merasa miris dimana tempat tinggal para Candal ini hanyalah padang tandus. Akhirnya Dewi Parwati pun dalam wujud Matangi/Sang Hyang Pertiwi memberi anugrah berupa kesuburan yang melimpah, sehingga tempat yang semula tandus kini dipenuhi tumbuh-tumbuhan. Semenjak itulah tempat ini diberi nama (Lokpertiwi ) yang berati, tanah yang subur dan indah.

Merasa senang berkat anugrah yang diberikan, para Candal pun mengadakan pemujaan besar sebagai tanda terimakasih kepada Sang Dewi. Di tempat ini juga dibangun Pura/Kuil Prasswastiperti yakni tempat khusus untuk memuja Dewi Matangi. Bangsa Indonesia lebih mengenalnya dengan nama Ibu Pertiwi, sosok beliau sangat dihormati bahkan keberadaanya pun diabadikan dengan dibuatkan patung di beberapa tempat sakral seperti Candi atau Museum.
*Demikianlah sekelumit ini disampaikan mohon maaf apabila sajian ini kurang memuaskan.
CATATAN :
-------------------
Dalam kisah ini ada beberapa point atau pelajaran penting yang bisa kita ambil pertama, kekayaan/kepunyaan yang melimpah ruah terkadang dapat membuat manusia lupa atau hilang kesadaran. Kedua, ke khilafan/atau kesalahan bisa menimpa siapa saja sekalipun itu guru. Ketiga, Dewi Matangi/Ibu Pertiwi adalah simbol kesuburan dan keindahan alam semesta. Dan keempat, yang terakhir dimana janganlah mengukur derajat seseorang dari penampilan/fisik semata. Tabe Pun
_/|\_
Mugia Rahayu Sagung Dumadi
Salam hormat Ka Ibu Pertiwi.

(Ditulis Oleh : Indra Nugraha)

1 Response to "SANG HYANG MATANGI (IBU PERTIWI)"

  1. Rahayu ibu pertiwi, rahayu DEWI MATANGGI , RAHAYU MAHA KALI 💖💖💖

    ReplyDelete